RUBRIKASI.COM/ Jakarta. - Supply Chain Indonesia (SCI) mengkritisi rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang akan membatasi operasional truk-truk sumbu 3 saat libur Maulid Nabi pada 5 September 2025 mendatang. Kebijakan ini dinilai akan mengganggu produksi di pabrik karena terhambatnya suplai bahan baku.
“Pembatasan operasional truk sumbu tiga ini jelas akan menghambat kegiatan domestik di dalam kota Jabodetabek maupun kegiatan aliran dari Jabodetabek menuju ke luar kota seperti Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, atau sebaliknya,” ujar Senior Consultant Supply Chain Indonesia, Sugi Purnoto.
Memang, menurutnya, Kemenhub menyampaikan truk-truk sumbu 3 itu hanya dilarang beroperasi di jalur Tol Jawa dan Jakarta – Cikampek (Japek) dan masih diijinkan melalui jalan-jalan arteri saat libur Maulid Nabi nanti. “Tapi, dengan kepadatan di jalan arteri nantinya, itu bisa menyebabkan kedatangan barang ke daerah-daerah yang dituju menjadi terlambat. Karena, durasi perjalanannya kan bisa dipastikan akan lebih lama karena terjadi kemacetan,” tukasnya.
Sementara, menurutnya, persediaan bahan baku untuk pabrik itu tidak boleh terlambat karena mesinnya harus berjalan terus, apalagi jika pabrik itu beroperasinya selama 24 jam.
Menurut dia, pembatasan operasional itu hanya akan membuat logistiknya menjadi kacau. “Jadi, planning-nya juga jadi lebih sulit. Pengaturan untuk distribusi barang malah ngaco,” tuturnya.
Belum lagi, menurut dia, sekolah-sekolah baru saja mulai pengajaran baru yang pasti membuat banyak pengeluaran. “Dalam kondisi seperti itu, masyarakat juga pasti akan berpikirlah untuk tidak menambah pengeluarannya lagi dengan berlibur atau pulang kampung. Mungkin banyak orang malah berpikir untuk menggunakan waktu libur itu untuk istirahat di rumah saja. Jadi, nggak ada urgensinya Kemenhub membatas-batasi truk-truk logistik saat itu,” katanya.
Apalagi, lanjutnya, sektor logistik menjadi salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi di tanah air. “Jadi, lebih baik Kemenhub membiarkan saja truk-truk logistik itu mengalir secara normal. Saya kira bukan kondisi mendesak kok sehingga harus dilakukan pengaturan pembatasan seperti itu,” ucapnya.
Dia mengutarakan bahwa pembatasan operasional truk-truk sumbu 3 itu lebih berdampak di Jabodetabek dibanding daerah-daerah lain yang tidak terlalu banyak kendala. Hal itu disebabkan pembatasannya ini dilakukan utamanya adalah tol dalam kota, tol jorr, kemudian tol menuju Merak, Bandung, Trans Jawa sampai dengan Kali Kangkung di Semarang. “Jadi, kalau saran saya, Kemenhub bersama dengan jajarannya, ketika akan melakukan pembatasan itu, yang mendapatkan prioritas untuk dibatasi itu adalah angkutan orang bukan angkutan barang,” ucapnya.
Menurutnya, kebijakan pelarangan yang dibuat pemerintah selama ini hanya bertujuan untuk memperlancar dan mempermudah lalu lintas orang yang melakukan perjalanan mudik semata atau dalam konteks jalan-jalan tanpa memperdulikan kepentingan industri. “Nah, ini kan sayang kalau hanya mengutamakan kepentingan dalam konteks pribadi dibandingkan dengan kepentingan logistik nasional,” ungkapnya.
Jadi, menurutnya, ketimbang melakukan pembatasan operasional truk logistik sumbu 3, Kemenhub lebih baik meminta masyarakat untuk tidak menggunakan mobil pribadi saat libur Maulid Nabi nanti. “Jangan sampai sektor logistik menjadi korban. Lebih baik masyarakat diminta naik angkutan umum saja kalaupun mau berlibur atau pulang kampung saat Maulid nanti. Karena, di daerah-daerah itu kan sudah tersedia penyewaan mobil begitu banyak dan juga aplikasi angkutan online,” tandasnya.
@Son/Rubrikasi.com/rksi/08/2025.